Jumat, 05 Maret 2010

Menulis 50 Ribu Kata Dalam Sebulan? Siapa Takut?


अस Posted by: Villam in About Writing, tags: menulis novel, nanowrimo, villam's wordcount

Ya, siapa takut? Ini adalah kesan pertama yang saya dapatkan saat berkunjung ke www.nanowrimo.org.

NaNoWriMo adalah singkatan dari National Novel Writing Month. Jadi, ini adalah sebuah situs para penulis, amatir maupun profesional, di Amrik sono, dimana para penulis tersebut ditargetkan untuk membuat 50.000 kata (sekitar 200 halaman) dalam satu bulan. Kualitas gak penting, yang penting adalah kuantitas, bisa memenuhi target menulis dalam waktu sebulan itu.

Jadi beda dengan situs www.kemudian.com, misalnya, dimana sebuah karya dinilai dari banyaknya poin yang diberikan oleh pembaca (berdasarkan kualitas, walaupun yang dimaksud ‘kualitas’ di sini adalah pilihan pembaca awam), nah kalau di nanowrimo, perkembangan setiap karya disubmit setiap hari, dan yang paling ‘menang’ adalah peserta yang berhasil menulis dengan jumlah kata paling banyak.

Prinsip menulis yang dipegang di sini adalah ‘yang penting keluarin dulu si gajah jelek dari dalam kepala itu, sampai selesai’. Urusan edit mengedit itu mah gampang, nanti bisa diberesin di belakang. Jadi jenis penulis yang perfeksionis sejak awal, selalu mengedit-edit dari awal, gak bakalan sukses di program ini.

Kegiatan di nanowrimo ini udah berlangsung selama sepuluh tahun, dan semakin tahun peminatnya semakin banyak. Jika di tahun pertama hanya sekitar puluhan orang, di tahun 2008 ini udah mencapai ribuan orang (15 ribu kalo gak salah). para peserta yang berhasil terakhir adalah sekitar 30%.

Yang penting buat dicermati sebenarnya adalah tujuan program ini, yaitu memacu para penulis untuk bisa melakukan tahapan terberat dalam proses membuat novel, yaitu: menulis sampai selesai.

Sebuah prinsip yang seharusnya dipegang kuat para penulis novel. Dan sebenernya pasti gak cuman di Amrik. Di Indonesia, walau etos menulisnya tidak sekuat di sana, mestinya juga bisa.

Soalnya seringkali writer wannabe begitu sudah mulai menulis, biasanya banyak tersendat di awal, terlalu banyak menimbang-nimbang apakah yang sudah ditulis di awal sudah bagus atau belum, dan mengedit-edit berkali-kali hanya di bab pertama doang. Begitu satu atau dua bulan lewat, mereka masih berkutat di satu dua bab awal, dan telah kehilangan energi dan mood untuk menulis sampai selesai.

Semoga bisa memberi pencerahan dan suntikan semangat buat kita semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar